Di kaki bukit di tengah Pulau Lombok, tersembunyi sebuah desa yang mampu mempertahankan tradisi leluhurnya selama ratusan tahun, meskipun arus modernisasi semakin deras. Kampung Sade, sebuah kampung adat dari suku Sasak, menjadi simbol kehidupan tradisional yang masih bertahan dan menarik perhatian wisatawan dari seluruh dunia.
Kampung Sade terletak di Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Masyarakatnya, yang dikenal sebagai suku Sasak, telah menghuni daerah ini sejak abad ke-16. Mereka masih mempertahankan budaya, adat, dan cara hidup tradisional, yang menjadi warisan turun-temurun dari leluhur mereka. Salah satu keunikan yang langsung mencolok adalah arsitektur rumah-rumah tradisional yang dibangun dengan bahan alami seperti bambu, alang-alang, dan tanah liat. Atap rumah terbuat dari ilalang yang mampu menahan panas terik dan hujan deras, memberikan kesejukan alami bagi penghuninya.
Tidak hanya dari segi arsitektur, kehidupan sehari-hari di Kampung Sade juga penuh dengan adat istiadat yang masih sangat kental. Salah satu tradisi yang masih dijaga adalah cara hidup masyarakatnya yang sangat sederhana dan bergantung pada alam. Masyarakat Kampung Sade masih mengandalkan pertanian, terutama padi, sebagai sumber penghidupan utama. Selain itu, mereka juga terampil dalam kerajinan tangan, seperti menenun kain tradisional yang dikenal dengan sebutan kain songket. Proses pembuatan kain ini sangat rumit dan memerlukan kesabaran, sehingga menjadi warisan budaya yang sangat berharga.
Keunikan lainnya dari Kampung Sade adalah masyarakatnya yang tetap menjaga sistem kekerabatan dan pernikahan tradisional. Dalam hal pernikahan, misalnya, mereka masih mengikuti tradisi kawin lari atau yang disebut juga dengan “merarik.” Ini merupakan salah satu bagian penting dalam kebudayaan Sasak, di mana sang pengantin pria menculik pengantin wanita sebagai simbolisasi persetujuan pernikahan. Setelah itu, prosesi pernikahan adat dilangsungkan dengan ritual yang sarat akan makna budaya.
Selain sebagai pusat kebudayaan Sasak, Kampung Sade kini juga berkembang menjadi destinasi wisata budaya yang populer. Wisatawan yang datang dapat melihat langsung kehidupan sehari-hari masyarakat setempat, berinteraksi dengan warga, dan mempelajari berbagai tradisi serta seni budaya mereka. Pengalaman yang ditawarkan bukan sekadar melihat, tetapi juga merasakan kehidupan di desa yang masih sangat kental dengan adat leluhur. Para wisatawan juga dapat mencoba menenun kain songket atau membeli berbagai kerajinan tangan khas Lombok sebagai oleh-oleh.
Namun, modernisasi dan globalisasi menimbulkan tantangan bagi Kampung Sade. Meskipun masyarakatnya masih berpegang teguh pada tradisi, pengaruh dari luar semakin sulit dihindari. Tantangan terbesar mereka adalah menjaga keseimbangan antara memelihara budaya tradisional dan beradaptasi dengan dunia modern tanpa kehilangan jati diri.
Kampung Sade merupakan contoh nyata bagaimana sebuah komunitas bisa menjaga tradisi leluhur mereka di tengah perubahan zaman. Ini adalah warisan budaya yang patut dijaga dan dihormati, bukan hanya oleh masyarakat Sasak sendiri, tetapi juga oleh semua yang berkunjung dan tertarik untuk memahami kekayaan budaya Indonesia yang beragam.
Bagi siapa saja yang ingin merasakan langsung kehidupan masyarakat tradisional Sasak dan terlibat dalam warisan budaya yang luar biasa, Kampung Sade adalah destinasi yang wajib dikunjungi saat berada di Lombok.